Hubungi Kami
0554-24866
  bisnisdigital@umberau.ac.id
  bisdig_umberau

Dosen Bisnis Digital Wakili Indonesia di Forum Keperawatan Asia Pasifik

SINGAPURA – Transformasi digital dan pendekatan layanan yang berpusat pada pasien menjadi fokus utama dalam Asia-Pacific Nursing Congress 2025 yang digelar pada 19–20 Juni di Village Hotel Changi, Singapura. Lebih dari 100 delegasi dari 20 negara menghadiri forum bergengsi ini, menjadikannya momentum penting untuk memperkuat peran profesi keperawatan di tengah tantangan sistem kesehatan global yang semakin kompleks.

Diselenggarakan oleh Peers Alley Media, sebuah lembaga asal Kanada, kongres dua hari ini mengangkat tema “Advanced Nursing Practice, Nursing Education, and Leadership Conclave.” Forum ini mempertemukan akademisi, praktisi, peneliti, dan pembuat kebijakan untuk mendiskusikan isu-isu strategis seperti digitalisasi layanan keperawatan, teknologi komunikasi klinis, pelayanan kesehatan berbasis komunitas, serta peran penting perawat dalam telenursing dan layanan jarak jauh. Dr. Faisal Binsar salah satu dosen Program Studi Bisnis Digital Universitas Muhammadiyah Berau turut serta dalam kegiatan tersebut.

Dalam presentasinya yang menarik perhatian peserta, Faisal menyampaikan materi berjudul “Strategic Innovation and Educational Transformation in Digital Healthcare: Gamification to Grow Motivation for Interactive Engagement of Health Nurses in Using Health Information Systems.” Ia menyoroti pentingnya inovasi dalam pendidikan keperawatan dan pengembangan teknologi yang mudah diakses, dengan memperkenalkan pendekatan gamifikasi sebagai strategi untuk meningkatkan motivasi dan keterlibatan perawat dalam penggunaan sistem informasi kesehatan. Menurut Faisal, strategi ini dapat mempercepat pengambilan keputusan berbasis data, meningkatkan efisiensi kerja, dan memperkuat kualitas pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan pasien.

“Transformasi digital bukan sekadar implementasi sistem, tapi juga perubahan budaya kerja. Perawat kini memegang peran sentral sebagai penggerak sistem kesehatan digital yang berfokus pada pasien,” tegasnya. Ia menambahkan bahwa teknologi harus dirancang dengan sederhana namun mampu memberikan dampak besar, terutama dalam menjamin keselamatan dan kualitas layanan pasien. Selain sebagai narasumber, Faisal juga aktif menjalin jejaring kolaborasi internasional dengan sejumlah pakar dan institusi dalam bidang keperawatan digital. Bentuk kerja sama yang dijajaki meliputi pengembangan teknologi, penelitian kolaboratif, serta pertukaran pengetahuan dan praktik terbaik.

Beberapa mitra strategis yang terlibat dalam diskusi kolaboratif tersebut antara lain:

  • Prof. Tze Shien Lo (VA Fargo Health Care System, AS): Pengembangan prosedur uji inisiatif perawat untuk Clostridioides difficile guna mempercepat diagnosis dan respons klinis.
  • Prof. Qian Xiao (Capital Medical University, China): Kolaborasi pengembangan sistem pendidikan digital dari sudut pandang pengajar dan mahasiswa, serta pemanfaatan teknologi komunikasi pintar untuk pasien ICU.
  • Panicha Boonsawad, Ph.D (Thai Red Cross Institute of Nursing, Thailand): Potensi kerja sama dalam pelatihan perawat komunitas untuk penanganan demensia dengan pendekatan mixed methods.
  • Prof. Adella Campbell (University of Technology, Jamaica): Eksplorasi riset bersama di bidang telenursing dan pengembangan layanan keperawatan lintas wilayah berbasis teknologi jarak jauh.
  • Prof. David John Wortley (International Society of Digital Medicine, Inggris) yang membahas integrasi lifestyle medicine dan inovasi digital dalam redefinisi peran perawat.
  • Prof. Judy Matthews (Queensland University of Technology, Australia) yang menekankan pentingnya desain sistem kesehatan yang berorientasi pada pasien dan tenaga medis.
  • Weiqing Zhang, Ph.D (Shanghai Jiao Tong University, China) yang mempresentasikan hasil studi mengenai durasi ideal posisi tengkurap pada pasien COVID-19.

Asia-Pacific Nursing Congress 2025 menjadi wadah penting bagi negara-negara di kawasan dan global dalam menyusun masa depan sistem kesehatan yang adaptif, inklusif, dan berfokus pada kualitas hidup pasien.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *